in Memoriam... Andrey Tandiapa, S.Teol
Saat mendapatkan SK penempatan di GMIM Sion Pinasungkulan Modoinding, saya berpikir bahwa disana adalah tempat baru dimana tidak ada seorangpun kenalan. Namun 8 September saat acara pisah sambut di sion Centre, saya benar benar senang mendapati bahwa ada seorang sahabat, dia adik tingkat di fakultas Teologi UKIT Tomohon. Kami bertemu saat itu dan sejak hari itu kami sering berjumpa, karena memang waktu di kampus juga kami berteman dekat.
Nah, sosok yang ingin dibahas dalam tulisan ini adalah
Andrey Tandiapa. Beliau dalam setiap
kegiatan selalu memberi diri tanpa pamrih dalam pelayanan. Bahkan sekalipun
capek karena juga harus bertugas sebagai guru di Belang, Kabupaten MITRA. Ia
tidak memperhitungkan itu sebagai bentuk pemberian dirinya bahkan peralatan yang digunakan juga
adalah barang barang milik pribadinya. Bahkan blits kameranya yang rusak karena
terjatuh tidak pernah disampaikannya untuk diganti oleh Jemaat.
Ternyata….. ditengah pemberian dirinya itu, waktu dan
tenaganya bagi pelayanan, ia telah menyimpan sakit ditubuhnya, yang tidak
pernah ia ungkapkan, bahkan kepada istrinya sendiri… ia tetap mau terlihat siap
untuk setiap kerja dan pelayanannya…
Suatu pagi, saya ditanya oleh seorang jemaat seperti
ini…”Pendeta, so pi balia pa Andrey?” jawab saya, “qiapa andrey so?”lalu kata
jemaat itu, “da saki kata dia, da bawa dirumah sakit mar ini so dirumah”.
Hari itu saya pergi kerumahnya, disana saya melihatnya dalam keadaan lemah, sedang makan siang. Dia terlihat sangat lemah dan pucat.
“andrey, qyp nda babilang dang kalo da saki?”tanyaku membuka percakapan kami
siang itu…. Jawabnya dengan singkat; “boleh kwa kaks, nda apa apa kwa qt, Cuma
darah da nae kong lome skli qt”. hari itu… dan beberapa hari kemudian, dia terlihat semakin lemah, sampai suatu hari,
terdengar kabar bahwa andrey masuk rumah sakit di tomohon dan butuh transfuse
darah, saat itu semua kenalan mengerahkan kemampuan untuk mencari pendonor
darah, karena memang golongan darahnya tergolong sulit didapat, AB.
Banya doa untuknya, baik di ibadah ibadah dan juga di media
social… banyak orang yang berharap ia cepat sembuh…
Namun di suatu pagi, kami mendapat kabar Andrey
telah berpulang ke pangkuan Bapa… sedih, ya sangat sedih, betapa tidak kami
sebagai sahabat di kampus begitu mengenalnya sebagai sosok yang sangat baik…
sebagai Pelayan khusus dan jemaat Sion juga sangat kehilangan seorang yang
begitu maksimal memberi diri bagi pelayanan…
Ia pergi dengan meninggalkan nama baik… meninggalkan teladan
dalam hal pemberian diri bagi pelayanan….
Bagi sang istri… ia suami yang sangat baik, sekalipun waktu
mereka hanya kurang lebih 1 setengah tahun sebagai suami istri namun menurut
sang istri, Laura, nyaris tak ada cela dalam hidupnya sebagai seorang suami.
Dalam ibadah pemakamannya, Pdt Wailan berkata; “Andrey telah
memberi dirinya dengan maksimal bagi Tuhan, ia telah hadir menjadi orang yang
baik. Kehadirannya dan pemberian dirinya lewat talentanya telah menjadi berkat
bagi banyak orang”.
Sebagaimana pembacaan Alkitab dalam ibadah tersebut, Andrey
telah hadir dan memberi buah bagi Tuhan. sehingga dalam hidup dan matinya,
Kristus dipermuliakan.
Rest in peace, brother…………………………
0 Response to "in Memoriam... Andrey Tandiapa, S.Teol"
Post a Comment