Ibadah Atau Nonton Ibadah?

              

        Saat virus corona menyerang dunia, semua aspek hidup mengalami perubahan drastis dan tak terhindarkan. Masker yang sebelumnya hanya dipakai dalam situasi dan kondisi tertentu sekarang menjadi sesuatu yang wajib, berjabatan tangan yang adalah sesuatu yang menjadi bagian penting manusia juga harus ditinggalkan. Semua mengalami perubahan termasuk ranah agama, dalam hal ini Gereja. Ibadah ibadah yang biasanya dilaksanakan di gedung gereja dan dihadiri oleh banyak orang, akhirnya harus diganti dengan ibadah online, live streaming atau hanya menggunakan pengeras suara.

Pada masa masa awal, tentu kita sebagai jemaat merasa kaku dengan metode live streaming ini, karena salah satu yang identik dengan Gereja adalah “persekutuan”. Dalam persekutuan itu ada interaksi, dan dalam ibadah tentu saja interaksi antara pengkhotbah dengan Jemaat. Pertanyaannya, bagaimana kita tetap bersekutu dan berinteraksi lewat ibadah dengan metode live streaming?. Menurut saya, interaksi dalam sebuah ibadah itu salah satunya adalah dengan adanya liturgy atau tata ibadah. Jadi jemaat dirumah berinteraksi dengan pemimpin ibadah dengan tatacara ibadah yang telah dipersiapkan, saat pemimpin ibadah menuntun dan diikuti oleh jemaat dirumah maka sesungguhnya disitu telah tercipta sebuah interaksi dalam persekutuan walaupun dipisahkan oleh ruang.

             Saat gereja memulai ibadah dengan live streaming, ada ungkapan yang berkata “gereja ditutup tetapi rumah dan keluarga menjadi gereja Gereja baru yang dibuka. Dan dalam pengamatan, waktu itu, sekitar akhir februari, jemaat yang beribadah dirumah benar benar beribadah seperti di gereja atau di kolom; berdiri saat tahbisan, duduk teratur, memasang lilin seperti di gereja dan sebagainya, intinya ibadah dirumah dan dituntun lewat pengeras suara dan live streaming benar benar terasa kekudusannya.

Ibadah akan terasa tidak kudus, terasa tidak ada interaksi dan hanya seperti menonton sebuah acara rohani jika:

  1. Saat beribadah dirumah, kita tidak bersikap sopan; duduk pangku kaki atau sambil tiduran.    
  2.  Ketika kita tidak mengikuti prosesi ibadah seperti yang dituntun oleh khadim; misalnya tidak menyanyi, tidak berdiri saat tahbisan dan berkat dan lain sebagainya
  3.        Ketika ibadah live streaming, lalu kita mengikutinya sambil beraktivitas; misalnya ibu ibu sambil memasak, bapak bapak sambil merokok dan sebagainya.

                Seiring waktu berjalan, mari bertanya pada diri kita, apakah ibadah kita mulai kehilangan sisi kekudusannya?. Apakah Ibadah live streaming tidak lagi dipandang seperti sedang beribadah di gereja namun tidak lebih dari sekedar menonton acara ibadah?. Apakah Ada diantara kita atau keluarga kita  yang beribadah online sambil makan, sambil mengangkat kaki, sambil bermain hp, sambil memasak, dan lain lain.

                Saudaraku, ibadah dalam bentuk apapun termasuk online harus tetap berjalan dalam kekudusan sebagaimana saat kita beribadah di gedung Gereja. Tidaklah baik jika kita hanya menganggap ibadah live streaming seperti sebuah acara televisi yang hanya ditonton.

Saudaraku, kita tidak tahu sampai kapan kita belum bisa beribadah di gedung Gereja, maka kita juga belum tahu sampai kapan kita akan beribadah online. Maka bersungguh sungguhlan dalam beribadah karena sangatlah berharga Tuhan masih memberi waktu dan media untuk tetap dapat beribadah. Ibadah dirumah atau dimana saja adalah sama, harus dalam kekudusan, tidak boleh main main karena dalam ibadah itu kita sedang menyembah Tuhan.   

 


0 Response to "Ibadah Atau Nonton Ibadah?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel