HIDUP MENGAJAR KITA UNTUK MENGENAL ALLAH

Pdt. Kristian Kasenda
 MAZMUR 71:17-24
" Jika kita ingin mengenal Allah sebagai juru selamat maka kita harus siap untuk merasakan bahaya, jika kita ingin mengenal Allah sebagai penghibur maka kita harus siap untuk merasakan kesedihan dan jika ingin mengenal Allah sebagai yang adil maka kita harus siap untuk merasakan ketidakadilan dunia."_ 
Dalam perikop ini secara keseluruhan, pemazmur ada dalam keadaan yang bergumul dalam usia lanjut dengan tetap memegang teguh didikan Allah sejak masa kecilnya dan sepanjang hidupnya yang tentunya juga menjadi pengharapan bahwa kasih dan pertolongan Tuhan akan tetap berlaku. Dari sisi pengajaran atau pendidikan; saya melihat bahwa pengakuannya atas didikan Allah membawanya pada pengenalan akan Allah dan sifat Allah dan tentu saja juga membawa dia untuk mengenal dengan baik siapa dirinya.
Saya menyatakan hal ini dengan menunjukan pada bagian ini, pemazmur mengenal Allah sebagai:Pengajar, Perkasa, Adil, Membuat perkara perkara besar dan Menghidupkan. Jika kita ingin mengenal Allah sebagai juru selamat maka kita harus siap untuk merasakan bahaya, jika kita ingin mengenal Allah sebagai penghibur maka kita harus siap untuk merasakan kesedihan dan jika ingin mengenal Allah sebagai yang adil maka kita harus siap untuk merasakan ketidakadilan dunia.
Dan dengan mengenal Allah maka iapun mengenal dirinya sebagai sosok yang tidak dapat hidup tanpa Allah. Semakin tua, semakin lemah maka semakin bergantung kepada Allah namun dalam pergumulannya ia tidak hanya meminta agar ia diselamatkan tetapi juga agar ia tetap dimampukan untuk mengajar kepada generasi setelahnya tentang siapa Allah.
Orang yang mengenal Allah akan meresponinya dengan memuji Allah seperti Pemazmur dengan gambus dan kecapi menyanyikan pujian. Dan respon terbaik kita adalah dengan hidup setia kepadaNya dan diikuti dengan memberitakan kepada dunia keperkasaan Allah kita.
Hidup adalah waktu dimana kita akan terus belajar mengenal Allah, mengenal diri kita dalam relasi dengan Allah dan tentunya agar kita mampu melanjutkan pemberitaan tentang siapa Allah kepada generasi penerus. Belajar untuk menjadi pemberita Injil, sebagaimana digambarkan Pemazmur ia ingin menjadi seperti pohon korma dan pohon aras yang bertumbuh, bertunas dan berbuah bahkan pada masa tua sekalipun untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar... ( mzm 92:14-16).
Long life education atau pendidikan seumur hidup, bukan hanya sekedar berbicara waktu tetapi totalitas hidup. Semua hal; suka duka, baik buruk, sakit sehat sukses dan gagal adalah cara Tuhan mendidik kita untuk mengenalNya dan untuk menyadari siapa kita.
Pendidikan diakui oleh pemazmur dimulai sejak kecil, maka peran keluarga sangatlah penting, anak sejak dini diajarkan dengan kata kata dan terlebih penting lagi adalah dengan teladan orang tua. Peran orang tua saat ini kebanyakan lebih condong kepada pemenuhan kebutuhan jasmani dan terkesan mengabaikan pendidikan karakter dan seolah olah pendidikan anak adalah tanggungjawab lembaga formal atau sekolah. Harus disadari selain ilmu pengetahuan, seorang anak sangat butuh pendidikan karakter.
 Amin
( Ibadah Peneguhan dan HUT Jemaat Bukit Moria ke 76 Tahun, Powalutan, Juni 2018)

0 Response to "HIDUP MENGAJAR KITA UNTUK MENGENAL ALLAH"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel