Gereja dan Rumah kopi
Pdt. Kristian Kasenda
” rasa kopi bisa diatur sesuai selera kita, namun Firman tidak dapat disesuaikan dengan selera kita karena kitalah yang harus taat pada Firman Allah”
“sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih
tajam dari pedang bermata dua dimanapun:Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi sendi dan sumsum,ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita. Dan tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi di
hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang
kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.”
syalom...
salah satu tempat
favorit bagi orang orang sebagai tempat santai, nongkrong, berjumpa dengan
rekan bisnis adalah rumah kopi. tentu saja yang ditawarkan oleh sebuah rumah
kopi adalah KOPI walaupun juga disitu disediakan berbagai macam menu makanan
dan minuman, dan kopi juga disajikan dalam berbagai varian rasa. misalnya
capucino, kopi susu, kopi cream dan sebagainya.
tentu saja saudara
saudara bertanya tanya tentang relasi rumah kopi dan Gereja. marilah pertama
tama kita mengenal kopi. kopi adalah minuman yang terkenal di seluruh dunia,
ciri khasnya adalah warnanya yang hitam dan rasanya yang pahit. sebagian besar
orang menyukai kopi namun tidak dengan rasa aslinya tersebut, pasti sebagian
besar kita juga demikian, minum kopi harus yang sudah dicampur gula agar
menjadi manis.
demikian dengan
Gereja,yang dicari oleh orang di Gereja adalah Firman Tuhan. masalahnya adalah banyak Gereja sekarang telah
menjadi seperti rumah kopi, Firman yang diwartakan sebagian besar disajikan
untuk menyenangkan pendengar atau jemaat, padahal sesungguhnya Firman Tuhan
atau isi Alkitab banyak sekali memberitakan tentang penghukuman, konsekwensi
dosa. Alkitab sejatinya juga memberitakan tentang hidup yang siap menderita
ketika seseorang menjawab panggilan Tuhan untuk menjadi muridNya. sekarang kita
sering sekali mendengar kotbah kotbah yang isinya penuh dengan hal hal yang
manis, hal yang menyenangkan yang berbicara tentang berkat berkat Tuhan, bahkan
ada Gereja dan pendeta atau gembala yang dengan bernai menawarkan SURGA dan
hidup senang jika mau menjadi anggota Gereja tertentu. sebaliknya banyak jemaat sekarang
tidak menyukai Pendeta atau pengkotbah yang mengabarkan Firman yang isinya
adalah peringatan peringatan dan penghukuman.
dari sinilah kita
melihat kesamaan Gereja dan rumah kopi,,, rumah kopi yang menyajikan rasa asli
tidak terlalu diminati namun rumah kopi yang menyajikan kopi dengan bebagai
varian justru padat dikunjungi dan sangat laku. Gerejapun saat ini ada dalam
suatu fenomena demikian.
saudara
saudaraku... kita tidak akan pernah merasakan rasa asli kopi apabila tidak ada
rasa pahit, demikian juga apabila kita hanya mau memberitakan dan mendengar
kotbah yang menyenangkan telinga dan hati kita maka kita tidak dapat dikatakan
sebagai pengikut Kristus dan hidup kita jauh dari terang.
0 Response to "Gereja dan Rumah kopi"
Post a Comment