BERKAT ATAU KUTUK
AYUB 42
Ayub mengungkapkan perasaannya
tentang kebesaran Allah dan tentang rancangan Allah dalam kehidupan manusia
termasuk dirinya. dalam bagian awal, Ayub mengakui bahwa Allah sanggup
melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana Allah yang gagal, setiap
keputusan keputusan Allah dapat dipahami dan digali untuk melihat rancangan
keselamatan dibaliknya termasuk penderitaan yang dialami oleh Ayub. kemudian
Ayub juga mengakui bahwa perkataan perkataannya tentang Allah, sesungguhnya
disampaikan hanya oleh karena satu sisi kehidupan saja, mungkin ia merasa
pantas bersyukur kepada Tuhan karena ia adalah seorang yang begitu diberkati
oleh Tuhan dengan berlimpah limpah namun pada akhirnya ternyata ia juga sanggup
melihat kasih Allah dibalik penderitaan besar yang ditimpakan kepadanya.
bagaimana melihat kasih Allah yaitu dengan membuka hati untuk mendengar Firman
Tuhan danmenghetahui dengan pasti rancangan Tuhan dalam hidup kita ketika susah
atau senang.ayat kelima menegaskan bahwa dulu ia hanya mendengar tentang Tuhan
dari orang lain,yaitu dari teman temannya, namun sekarang dalam
penderitaannya ia justru melihat sendiri Allah dalam perbuatan dan
rancangannya. dan responnya adalah ia menarik perkataan yang telah keluar dari
mulutnya tentang Allah oleh karena derita yang ia hadapi. contohnya ada dalam
pasal 23, dimana ia berkeluh kesah kepada Allah dan keluhnya itu telah menjadi
pemberontakan, ia ingin membela diri kepada Allah karena ia menganggap dirinya
tidak berdosa dan tidak pantas menerima derita seperti itu. bahkan dalam pasal
24, ada anggapan seolah olah Allah acuh tak acuh atau tidak peduli kepadanya,
seolah Allah telah berlaku tidak adil dengan penderitaan itu. dengan semua itu
seperti dalam pasal 23 dan 24, Ayub kemudian mencabut perkataan itu dan
menyatakan bahwa ternyata rancangan Allah dalam hidupnya baik susah dan senang,
sehat dan sakit, kaya dan miskin semuanya itu untuk keselamatannya.
Ayub adalah seorang yang taat
kepada Allah dan ia begitu kaya raya, Allah menguji dia melalui iblis untuk
melihat apakah ia hanya setia pada Allah dalam keadaan kaya atau jugqa dalamk
keadaan miskin, sakit dan ditinggalkan oleh keluarga keluarganya. ternyata ia
tetap setia, ternyata ia justru semakin mengenal Allah ketika ia menderita,
dengan demikian dalam segala keadaan Ayub melihat kasih Tuhan secara nyata.
Bagaimana dengan kita saat ini?,
terkadang kita hanya melihat Tuhan disaat senang, disaat sukses, disaat
berhasil dalam usaha dan pekerjaan, dalam kekayaan kita merasa diberkati namun
sebaliknya ketika kita sakit, ketika kita gagal dalam usaha atau ketika kita
kehilangan harta dan orang yang kita kasihi seolah kita mendapat kutuk. kita
memberontak kepada Allah dan kita menjauhkan diri dari ibadah dan perbuatan
baik. jika demikian yang terjadi dalam hidup kita, akuilah dan mohonlah ampun
dan bertobat kepada Tuhan karena ketika
kita berdosa, kita akan dihukum agar kita bertobat dan keselamatan akan menjadi
bagian kita, namun kita taat dan setia sekalipun bisa saja kita menderita
karena itu adalah sarana Tuhan untuk semakin menguatkan kita agar semakin
bertambah dalam kesetiaan kepada Tuhan.
Apa yang terjadi kepada Ayub
ketika ia mengakui kebesaran Allah dan mencabut perkataanya? yang terjadi
adalah, Tuhan marah kepada Elifas dan dua orang temannya yang telah berkata
kata tidak benar kepada Ayub tentang Allah. mereka diharuskan membawa kurban
bagi Ayub dan doa Ayub yang didengar Allah. lalu kemudian Allah mengembalikan
semua yang hilang dari Ayub dua kali lipat. Tuhan memberkati Ayub lebih dari
yang sebelumnya, ia mendapat 14 ribu ekor kambing domba, 6ribu unta,1000 pasang
lembu, 1000 ekor keledai betina. ia juga mendapat 7 orang anak laki laki dan 3
orang anak perempuan dimana bernama Yemima, Kezia dan karenapukh, dimana ketiga
anak perempuan ini adalah perempuan tercantik diseluruh negeri dan yang lebih
hebat lagi dari Allah adalah umtu panjang bagi Ayub, sesudah penderitaan itu
Ayub masih hidup 140 tahun lamanya dan melihat anak cucu sampai keturunan ke
empat.
Ini adalah pelajaran yang sangat
luar biasa tentang Allah kita, jika saat senang kita taat kepada Allah, juga
saat susah kita tetap setia kepada Allah, setiap kejadian dalam hidup kita,
jadikanlah itu sebagai bahan perenungan tentang hidup kita apabila kita berdosa
maka bertobatlah, apabila kita tidak berdosa tetaplah setia maka Tuhan akan
memulihkan kita dengan berlipatganda. ketika kita berusaha dalam pekerjaan
namun tidak mendapat hasil, janganlah kita bersungut apalagi berontak pada
Allah melainkan semakin dekat dengan Tuhan. ketika kita mengalami sakit berat
yang membuat kita tidak dapat bekerja, membuat kita jayuh miskin, ingatlah
bahwa pada saat itu Allah tidak meninggalkan kita tetapi justru ia ingin kita
semakin dekat denganNYA. bagian perikop ini juga mengajarkan kepada kita untuk
tidak sembarang mengeluarkan kata kata tentang apapun, siapapun apalagi tentang
perbuatan Allah, karena akan sangat fatal akibat yang harus diterima, Ayub sangat
menyesal dengan perkataanya itu dan ia duduk dalam debu dan abu, duduk dalam
debu dan abu adalah cara orang yahudi
ketika berduka tetapi juga untuk menunjukan rasa penyesalan yang sangat
mendalam.
jadilah orang yang saleh dan
setia seperti Ayub, dan ingatlah seperti kata tema kita “ berkat atau kutuk,
sesungguhnya Allah selalu merancang berkat bagi kita bukan kutuk, dalam susah
sekalipun berkat Tuhan tetap ada bagi kita. sebaliknya jika kita memberontak
terhadap Allah maka siaplah untuk menikmati kutuk, seperti elifas dan dua
rekannya yang mencoba menggoyahkan iman Ayub dengan perkataan salah mengenai
Allah dan penderitaan yang dialami Ayub. kisah Ayub cukup mengajar kita tentang
berkat yang luar biasa bagi orang yang setia pada Tuhan. Amin
0 Response to "BERKAT ATAU KUTUK "
Post a Comment